Bekasivoice – Tingginya angka inflasi di Kota Bekasi yang mencapai 2,75 persen pada bulan Juli 2024, menjadi sorotan publik. Angka ini menempatkan Bekasi sebagai daerah dengan inflasi tertinggi di Jawa Barat. Menanggapi hal ini, Penjabat (Pj) Walikota Bekasi, Raden Gani Muhamad, memberikan penjelasannya.
Dalam keterangannya, Gani menyatakan bahwa tingginya inflasi di Bekasi masih dalam batas yang wajar. Ia berpendapat bahwa kondisi geografis dan ekonomi Kota Bekasi sebagai daerah konsumen menjadi faktor utama penyebabnya. “Kota Bekasi bukan daerah produsen, sehingga kita sangat bergantung pada pasokan dari daerah lain,” ujar Gani.
Lebih lanjut, Gani menekankan pentingnya sinergi dengan daerah pemasok untuk menjaga stabilitas harga. “Kita perlu memperkuat kerjasama dengan daerah-daerah penghasil bahan pangan, agar pasokan ke Bekasi bisa berjalan lancar tanpa hambatan,” imbuhnya.
BPS Catat Inflasi Tertinggi di Bekasi
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis data inflasi untuk seluruh wilayah di Jawa Barat pada bulan Juli 2024. Dari data tersebut, terungkap bahwa Kota Bekasi mengalami inflasi tertinggi dengan angka 2,75 persen. Sementara itu, rata-rata inflasi di Jawa Barat secara keseluruhan mencapai 2,25 persen.
Kepala BPS Jawa Barat, Marsudijono, menjelaskan bahwa kenaikan harga sejumlah komoditas menjadi penyebab utama tingginya inflasi di Bekasi. Meskipun demikian, ia optimis bahwa langkah-langkah pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah daerah dapat segera membuahkan hasil.
Tantangan dan Solusi
Tingginya inflasi di Kota Bekasi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah. Selain bergantung pada pasokan dari daerah lain, Bekasi juga perlu melakukan upaya internal untuk menjaga stabilitas harga. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Peningkatan produksi lokal: Pemerintah daerah dapat mendorong masyarakat untuk lebih banyak bercocok tanam atau memproduksi barang-barang kebutuhan sehari-hari.
- Diversifikasi komoditas: Mengurangi ketergantungan pada satu atau dua komoditas tertentu dapat membantu meredam dampak kenaikan harga.
- Penguatan infrastruktur: Pembangunan infrastruktur yang memadai akan mempermudah distribusi barang dan jasa, sehingga dapat menekan biaya produksi.
- Sosialisasi kepada masyarakat: Masyarakat perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga stabilitas harga dan cara-cara menghemat pengeluaran.