Angka Pengangguran di Indonesia: Mengurai Fakta dan Tantangan

Loading

BEKASIVOICE – Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis data terbaru mengenai Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di semua provinsi di Indonesia. Data ini memberikan gambaran yang jelas mengenai situasi ketenagakerjaan di berbagai daerah. Pada Februari 2023, Banten tercatat sebagai provinsi dengan TPT tertinggi di Indonesia, sebesar 7,97%. Meskipun angka ini tinggi, pola TPT di Banten menunjukkan penurunan jika dibandingkan dengan Februari 2022. Sebelumnya, Jawa Barat adalah provinsi dengan TPT tertinggi.

Sebaliknya, Sulawesi Barat menempati posisi sebagai provinsi dengan angka TPT terendah pada Februari 2023, dengan 3,04%. Dibandingkan dengan Februari 2022, TPT di Sulawesi Barat mengalami penurunan sebesar 0,07% poin. Berikut ini adalah daftar lengkap 10 provinsi dengan TPT tertinggi dan terendah.

Provinsi dengan TPT Tertinggi:

  1. Banten (7,97%)
  2. Jawa Barat (7,89%)
  3. Kepulauan Riau (7,61%)
  4. DKI Jakarta (7,57%)
  5. Kalimantan Timur (6,37%)
  6. Sulawesi Utara (6,19%)
  7. Maluku (6,08%)
  8. Sumatera Barat (5,90%)
  9. Aceh (5,75%)
  10. Papua Barat (5,53%)

Provinsi dengan TPT Terendah:

  1. Sulawesi Barat (3,04%)
  2. Gorontalo (3,07%)
  3. Nusa Tenggara Timur (3,10%)
  4. Bengkulu (3,21%)
  5. Papua (3,49%)
  6. Sulawesi Tengah (3,49%)
  7. D.I Yogyakarta (3,58%)
  8. Sulawesi Tenggara (3,66%)
  9. Nusa Tenggara Barat (3,73%)
  10. Bali (3,73%)
Baca Juga  Beli Pelatihan Kartu Prakerja Sebelum 24 Juli, Supaya Saldo Dana Rp700 Ribu Aman

Kondisi Angka Pengangguran di Indonesia Tahun 2024.

  • Jumlah angkatan kerja berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Februari 2024 sebanyak 149,38 juta orang, naik 2,76 juta orang dibanding Februari 2023. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik sebesar 0,50 persen poin dibanding Februari 2023.
  • Penduduk yang bekerja pada Februari 2024 sebanyak 142,18 juta orang, naik sebanyak 3,55 juta orang dari Februari 2023. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum sebesar 0,96 juta orang.
  • Pada Februari 2024 sebanyak 58,05 juta orang (40,83 persen) bekerja pada kegiatan formal, naik sebesar 0,95 persen poin dibanding Februari 2023.
  • Persentase setengah pengangguran pada Februari 2024 naik sebesar 1,61 persen poin, sementara pekerja paruh waktu turun sebesar 0,73 persen poin dibanding Februari 2023.
  • Jumlah pekerja komuter Februari 2024 sebesar 7,13 juta orang, turun sebesar 0,05 juta orang dibanding Februari 2023.
  • Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,82 persen, turun sebesar 0,63 persen poin dibanding Februari 2023.

Strategi Mengatasi Pengangguran di Indonesia

Untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia, berbagai strategi perlu diterapkan. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan yang berkualitas dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan industri sangat penting. Lulusan SMK, misalnya, seringkali menjadi kelompok yang paling banyak menganggur karena kurangnya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Oleh karena itu, kurikulum yang lebih relevan dan program pelatihan yang lebih intensif sangat diperlukan.
  2. Penciptaan Lapangan Kerja Baru: Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama dalam menciptakan lapangan kerja baru. Investasi di sektor-sektor potensial seperti teknologi, manufaktur, dan pariwisata dapat membantu dalam menciptakan kesempatan kerja baru.
  3. Pemberdayaan UMKM: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Dukungan kepada UMKM melalui akses keuangan, pelatihan, dan pemasaran dapat membantu dalam mengurangi pengangguran.
  4. Pengembangan Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia dapat membuka peluang kerja baru dan meningkatkan mobilitas tenaga kerja. Infrastruktur yang baik juga dapat menarik investasi asing yang lebih besar.

Pengangguran Kota Bekasi Tertinggi di Jawa Barat

Kota Bekasi menempati posisi teratas sebagai daerah dengan pengangguran tertinggi di Jawa Barat. Data Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bekasi, angka pengangguran di wilayah mencapai 7,9 persen. Melihat fakta itu, Sekretaris Daerah Kota Bekasi, Junaedi meminta Disnaker mencari cara dan solusi mengatasi masalah tersebut. Apalagi usai berakhirnya lebaran makin banyak warga pendatang mencari peruntungan di Kota Bekasi.

“Kita akan panggil Disnaker akan kita tindak lanjuti. Apalagi saat ini selesai lebaran pasti banyak orang dari luar mencari kerja di Kota Bekasi,” kata dia.

Dia menambahkan, angka pengangguran yang tinggi dikarenakan Kota Bekasi bukanlah daerah industri melainkan jasa dan perdagangan. Sehingga ketersediaan lapangan pekerjaan tidak sebanyak di daerah lain yang banyak berdiri kawasan industri.

Namun demikian, katanya, Pemkot Bekasi terus berupaya mencari solusi untuk memecahkan persoalan pengangguran. Sehingga jumlah atau angka pengangguran bisa ditekan.

“Kota Bekasi ini adalah kota jasa dan perdagangan. Kita bukan kawasan industri jadi itu salah satu problemnya,” ujarnya mengakhiri pembicaraan.

Berita Lain

Ikuti Update dan perkembangan informasi tentang Bekasi di WhatsApp Channel Bekasi Voice

© 2024 BEKASIVOICE.COM