![]()
BEKASIVOICE.COM | SUKAWANGI, Di tengah derasnya arus budaya modern dan tren digital, jaipongan tetap menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu warisan budaya lokal yang tak lekang oleh waktu. Tarian khas Jawa Barat ini masih mampu menarik perhatian masyarakat, terutama generasi muda di Bekasi dan sekitarnya.
Dengan irama kendang yang cepat dan hentakan gerak penuh semangat, jaipongan menghadirkan perpaduan antara keindahan, kekuatan, dan identitas Sunda. Banyak yang tidak tahu, gerakan dalam jaipongan ternyata terinspirasi dari pencak silat, seni bela diri tradisional yang mencerminkan ketangkasan dan keberanian.
Di Kabupaten Bekasi Jaipongan masih eksis sebagai hiburan masyarakat tidak hanya pada kegiatan Kebudayaan daerah akan tetapi menjadi hiburan di acara-acara seperti Hajatan pesta pernikahan, Ulang tahun Komunitas, atau Organisasi Kemasyarakatan.
Wilayah Utara Bekasi yang secara kultur budaya lebih condong ke Budaya Betawi namun tak menjadikan Jaipong sebagai sekat budaya, Adanya penampilan pencak silat atau Mencug menjadi sarana pemersatu serta ajang penampilan bagi para penggiat kesenian silat ataupun kebudayaan.
“Jaipong menjadi wadah untuk menampilkan pencak silat dengan gaya aliran yang berbeda-beda, Mereka yang memiliki silat Jaipongan menjadi tempat yang tepat untuk bisa tampil dan menunjukkan aliran silat, gerak dan juga sebagai ekspresi seni dan tentunya Olahraga”.
“Secara Budaya, wilayah Utara Bekasi kental dengan budaya Betawi karena berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, Namun Mencug pada jaipong sebagai Budaya Sunda menjadi hal yang seirama mengingat Pencak Silat juga mengakar kuat pada kesenian dan kebudayaan Betawi, itu sebabnya banyak masyarakat Kabupaten Bekasi khususnya di wilayah Utara ketika Acara ataupun melaksanakan pesta pernikahan ataupun kegiatan kebudayaan mendatangkan hiburan Jaipongan”. Ungkap Muhaidin Darma, Sekretaris Dewan Kebudayaan Kecamatan Sukawangi.
Di samping itu tentu saja para pelaku seni Jaipongan dan perangkatnya yang tidak sedikit dalam menyerap para pelaku seni, Mulai dari Sinden yang lebih dari 10 Orang saat manggung, Pemain musik alat Kesenian, crew Panggung, Sound, Lighting dan sebagainya, menjadikan jaipong tidak hanya sebagai hiburan bagi masyarakat tapi juga mata pencaharian bagi mereka yang terlibat.
Jaipongan di Bekasi bukan sekadar tarian sinden tapi simbol bahwa budaya lokal bisa tetap eksis di tengah arus zaman. Karena selama kendang masih berbunyi, Pencak Silat masih dipelajari semangat budaya tak akan pernah padam. (Red).