![]()
BEKASIVOICE, 30 Juli 2025 – Pemuda Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Bekasi kembali menggelar diskusi bulanan yang menjadi wadah intelektual muda untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah. Kali ini, diskusi yang mengangkat tema Perkembangan Pemerintahan Kota Bekasi dari Masa ke Masa” yang berlangsung di Islamic Centre Kota Bekasi, dan dihadiri oleh peserta dari kalangan mahasiswa, aktivis, akademisi, serta pemuda lintas organisasi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program rutin Divisi Politik & Good Governance Pemuda ICMI Kota Bekasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran politik, memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta melibatkan generasi muda dalam proses pembangunan kota.
Diskusi bulanan kali ini menghadirkan narasumber utama yang tak asing lagi di jajaran pemerintahan Kota Bekasi, yaitu Dr. Inayatulloh, M.Si., selaku Asisten Daerah II (Ekonomi dan Pembangunan) Pemerintah Kota Bekasi. Dengan pengalaman panjang dalam birokrasi dan perencanaan pembangunan, Dr. Inayatulloh membuka diskusi dengan paparan komprehensif mengenai transformasi pemerintahan Kota Bekasi sejak pemekarannya dari Kabupaten Bekasi pada tahun 1997 hingga era pemerintahan saat ini.
Dalam pemaparannya, Dr. Inayatulloh menekankan bahwa perkembangan Kota Bekasi tidak bisa dilepaskan dari dinamika kepemimpinan, kebijakan strategis, dan partisipasi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa Kota Bekasi telah melalui beberapa fase penting
- Fase Otonomi Daerah (1997–2004): Dimulainya era otonomi dengan pembentukan struktur pemerintahan baru, fokus pada penataan administrasi dan pelayanan dasar.
- Fase Pembangunan Infrastruktur (2005–2015) Percepatan pembangunan jalan, drainase, taman kota, dan fasilitas publik.
- Fase Inovasi dan Digitalisasi (2015–sekarang) Transformasi pelayanan publik berbasis teknologi, seperti e-budgeting, e-kinerja, dan smart city.
“Kota Bekasi kini bukan hanya kota penyangga Jakarta, tapi telah menjadi pusat ekonomi, pendidikan, dan industri yang mandiri. Tantangannya sekarang adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.
Diskusi yang dipandu oleh moderator dari Divisi Politik & Good Governance Pemuda ICMI ini juga membuka sesi tanya jawab yang hangat dan interaktif. Banyak peserta yang menyoroti isu-isu aktual seperti:
- Tantangan kemacetan dan transportasi publik
- Permasalahan Tenaga Kerja dan perkembangan Dunia Vokasi
- Transparansi anggaran dan partisipasi publik
- Peran pemuda dalam pengawasan kebijakan publik.
Dr. Inayatulloh menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat, terutama dari kalangan muda yang dinilai memiliki semangat inovatif dan kepedulian tinggi terhadap perbaikan tata kelola pemerintahan.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Pemuda adalah mitra strategis. Diskusi seperti ini harus terus digalakkan, karena dari sini lahir ide-ide segar dan kontrol sosial yang sehat,” tambahnya.
Ketua Pemuda ICMI Kota Bekasi, Imamuddin menyampaikan bahwa diskusi bulanan ini merupakan bentuk komitmen organisasi dalam mencetak kader-kader bangsa yang berintegritas, berpengetahuan luas, dan peduli terhadap isu-isu publik.
“Kami ingin Pemuda ICMI menjadi ruang diskusi yang produktif, bukan hanya untuk bicara, tapi juga untuk menggerakkan aksi nyata. Dengan memahami sejarah dan dinamika pemerintahan, kita bisa lebih kritis, lebih bijak, dan lebih siap menjadi pemimpin masa depan,” ujarnya.