BEKASIVOICE.COM | Muaragembong merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Bekasi yang wilayahnya berbatasan langsung dengan lautan, Tangkapan ikan lautnya cukup melimpah ditambah juga dari hasil budidaya tambak baik Ikan maupun Udang menjadikan wilayah Muaragembong sangat memiliki potensi dalam pengembangan industri perikanan.
Pemerintah Kabupaten Bekasi tentu saja harus serius dalam mengelola potensi sumber daya alam (SDA) Muaragembong sehingga apa yang sudah menjadi potensi dapat teroptimalkan dengan baik.
Bekasivoice.com setidaknya mencatat Muaragembong sudah dua kali didatangi Presiden Jokowi dimasa pemerintahannya, yakni pada tanggal 01 November 2017 kemudian pada tanggal 30 Januari 2019. Dalam agenda revitalisasi tambak dan panen Raya Udang.
Muaragembong menjadi salah satu Kecamatan yang paling sering mendapatkan kunjungan para Pejabat Sekelas Menteri bahkan Presiden di Kabupaten Bekasi. Kemarin pada Kamis, (27/02/2025) Kembali Istri Wakil Presiden RI, Selvi Gibran Rakabuming yang tak lain adalah menantu Jokowi yang hadir dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2025 yang juga didampingi langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
Memiliki Letak Geografis yang paling dekat dengan DKI Jakarta Muaragembong selalu punya daya magisnya tersendiri untuk menarik perhatian para pemangku kepentingan di Republik ini. Kantor Kecamatannya Berjarak Kurang Lebih 60 Kilometer dengan Istana Negara, Bahkan kita bisa mempersingkat waktu bila melalui jalur laut untuk bisa sampai ke DKI Jakarta.
Dekat dengan Istana dan Menjadi Sorotan Presiden serta banyaknya agenda kunjungan Kementerian seolah-oleh tak memiliki dampak langsung bagi masyarakat Muaragembong.
Hilangnya Daratan dan rumah warga karena terdampak abrasi menjadi bukti Muaragembong tidak mengalami banyak perubahan. Setidaknya menurut Imam salah satu nelayan yang juga merupakan tokoh masyarakat Muaragembong setiap tahunnya daratan hilang kurang lebih 3 meter akibat abrasi, Bahkan ada satu wilayah Kampung yang berada di Desa Pantai Sederhana yang sudah hilang. Hal ini diperparah dengan situasi pencemaran lingkungan terutama banyaknya sampah disepanjang pesisir Muaragembong.
Hal tersebut menjadi Anomali dalam pandangan Masyarakat, Seolah-olah Pemerintah dari berbagai tingkatan yang Datang secara langsung kewilayahnya tak mampu berbuat apa-apa, Bahkan Akses Infrastruktur seperti Jalan, Jembatan, Serta Fasilitas Tempat Pelelangan Ikan, Pendidikan dan Kesehatan tak begitu banyak perubahan. Atau jangan-jangan ini hanyalah Gimmick para penguasa pemangku kepentingan guna mengambil simpati masyarakat? Yang akhirnya malah muncul proyek-proyek strategis Nasional disepanjang pesisir Laut Bekasi. Mengingat kasus yang belakangan ini ramai menjadi perbincangan terkait pagar laut yang dikuasi Perusahaan, Bahkan ada puluhan bahkan ratusan hektar laut diduga disertifikasi, Masyarakat harus waspada.
Potensi wilayah yang begitu Hebat menjadi dalam kesia-siaan, Jangan sampai nanti Jan Ethes Srinarendra yang merupakan Cucu Jokowi melakukan kunjungan namun Muaragembong tetap begini saja tidak ada perubahan yang signifikan. Hal ini kan menjadi tidak lucu.
Apa yang dilakukan pemerintah Pusat di Muaragembong melalui Menteri-menteri dan Program-programnya tidak boleh sebatas Seremonial. Masyarakat Muaragembong sangat membutuhkan perubahan yang Nyata. Kesejahteraan dan Kehidupan yang layak menjadi impian anak-anak Nelayan bukan menjadi bahan dagangan. Yang dengan sengaja dirawat untuk dipertontonkan.
Muaragembong dengan segala potensinya harus berubah dan berbenah menjadi lebih baik, Pemerintahan yang baru di era Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi serta Bupati Ade Kuswara Kunang untuk pembenahan Kabupaten Bekasi Khususnya Muaragembong jadi harapan masyarakat.
Mereka tidak berharap Industri masuk kewilayahnya agar bisa bekerja di pabrik-pabrik, Karena dengan segala potensinya sesungguhnya Muaragembong mampu sejahtera, Ini tentang bagaimana Ikhtiar Bersama untuk membangun, Jika melihat Ribuan Hektar tambak udang dan ikan saat ini sesungguhnya inilah potensi besar masyarakat. Bahkan industri perikanan bila dioptimalkan bukan tidak mungkin mampu berdiri di kawasan Muaragembong sehingga juga bisa menyerap tenaga kerja lokal. Belum sektor-sektor lain seperti rumput laut, Sektor Wisata Air, Mangrove dan sebagainya. Tinggal Bagaimana pemerintah kedepan mampu berbenah untuk Kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bekasi.
Kabupaten Bekasi Bangkit, Maju, dan Sejahtera tidak boleh sekedar ungkapan, Bekasi harus benar-benar mampu BANGKIT dengan segala potensinya, Sehingga mampu bergerak MAJU dari keterpurukan dan keterbelakangan, dan Akhirnya Bekasi menjadi SEJAHTERA bukan untuk para pemangku kepentingan saja, akan tetapi Kesejahteraan itu dapat dirasakan di pelosok-pelosok Kampung di Kabupaten Bekasi, Mulai dari Muaragembong sampai Cibarusah.
Semoga Ditengah-tengah pemimpin baru Kabupaten Bekasi mampu kembali mengingat arti “SWATANTRA WIBAWA MUKTI”
(Muhaidin Darma)